Thaif merupakan salah satu kota yang memiliki hawa sejuk karena berada di lembah Pegunungan Arsir dan Pegunungan Al-Hada. Kota ini terletak sekitar 67 km atau sekitar 1 jam 45 menit dari Kota Mekkah Al-Mukarramah. Thaif terkenal dengan perkebunan delima, kurma, sayuran, dan tanaman lainnya, termasuk juga pohon zaqqum yang berduri.
Kesejukan kota Thaif banyak dimanfaatkan sebagai tempat peristirahatan dan pariwisata, terutama di musim panas. Bahkan, para raja dan kerabatnya banyak membangun tempat-tempat peristirahatan di kawasan ini. Karena itu, Thaif mendapat julukan Qoriah Al-Mulk atau Desa Para Raja. Di kota ini juga sering diselenggarakan pertemuan-pertemuan penting dan perjanjian bilateral, regional, maupun internasional.
Pengalaman Pahit Rasulullah di Thaif
Thaif juga menjadi saksi sejarah awal perjuangan Rasulullah Muhammad ﷺ yang sangat pahit. Sekitar tiga tahun sebelum Hijrah, Rasulullah melakukan perjalanan ke Thaif untuk berdakwah dan mengajak kabilah Tsaqif masuk Islam. Perjalanan ini dilakukan tidak lama setelah wafatnya dua orang terdekat beliau, yaitu Siti Khadijah (tahun 619 M) dan Abu Thalib (tahun 620 M), yang merupakan pelindung utama Rasulullah dan juga pamannya.
Wafatnya dua tokoh tersebut yang sebelumnya sangat disegani oleh kaum musyrik Quraisy membuat mereka semakin berani mengganggu dan menyakiti Rasulullah ﷺ. Oleh karena itu, beliau berharap jika penduduk Thaif mau menerima Islam, kota ini bisa menjadi tempat perlindungan bagi kaum muslimin dari kekejaman Quraisy.
Dengan berjalan kaki dan secara diam-diam, Rasulullah pergi ke Thaif untuk mencari pertolongan dan perlindungan. Beliau tinggal di Thaif selama kurang lebih 10 hari untuk berdakwah dan menyampaikan risalah Islam. Namun sayangnya, penduduk Thaif menolak dakwah Rasulullah dan bahkan memperlakukannya dengan kasar serta menyakitkan.